Kamis
21 November 2024
admin
13 Sep 2022, 10:35 am

Cita-cita Persatuan Umat Islam Dunia Dalam Lirik Lagu “Al-Quds Tuwahhiduna”

Konteks

Lagu berjudul “Al-Quds Tuwahhiduna” diunggah di akun YouTube ‘Syabkah Basmalah al-Insyadiyah’ pada 10 Februari 2018,  empat tahun lalu. (www.youtube.com). Lagu ini diproduksi oleh Golden Sound Media Productions untuk produksi media di Yordania. (Al-Jazeera Net: 9 Februari 2018). Dinyanyikan oleh Al-Waad Band untuk sebuah pertunjukan seni bernuansa Islam di Lebanon.

Al-Waad Band merupakan salah satu grup nasyid yang beberapa lagunya terkenal berisikan senandung-senandung penyemangat perjuangan untuk Palestina. Sehingga wajar, jika lagu “Al-Quds Tuwahhiduna”  diumumkan sebagai bentuk perlawanan terhadap beberapa pihak tertentu, dan seruan penyemangat bagi kaum muslimin (akan dijelaskan pada analisis berikutnya). Tak hanya lagu ini, mereka juga merilis beberapa lagu lain dengan tema Kepalestinaan, diantaranya; nasyid berjudul “Ana Raaji’un” dan “Lan Na’tariff Bi Israel”.

https://www.youtube.com/watch?v=tGq3sAz1nA0

Lagu yang diproduseri oleh Muhammad Abdullah Hamudah ini, ingin menyampaikan ajakan dan seruan kepada seluruh masyarakat muslim di dunia untuk tidak tinggal diam melihat keganasan dan penindasan yang dilakukan oleh zionis Israel kepada masyarakat Palestina. Alasan lain yang menjadi latar belakang lagu ini diproduksi adalah sebagai salah satu bentuk penyampaian perlawanan terhadap keputusan penetapan Yerussalem sebagai ibu kota Israel. Dikuatkan dengan pengakuan Donal Trump yang waktu itu masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat pada Desember 2017.

Mengutip dari Al-Jazeera Net bahwa lagu ini juga terinspirasi oleh gerakan massa di berbagai belahan dunia untuk mendukung kebebasan Al-Quds. Sudah menjadi fenomena lumrah, bahwa banyak organisasi kemanusiaan yang mendedikasikan diri sebagai relawan Palestina. Secara suka rela akan memberikan bantuan semaksimal mungkin terhadap Palestina, moril maupun materil.

Selanjutnya, kondisi negara-negara Arab dengan kerja sama politik yang berbeda-beda. Ini menjadikan penyelesaian konflik Palestina yang harusnya didukung oleh negara-negara sebangsanya, menjadi tarik ulur. Arab Saudi misalnya, dengan adanya kerja sama dengan Amerika Serikat yang notabene menjalin hubungan kerja sama dengan Israel, hanya bisa bersikap diam terhadap berbagai kasus tak pantas yang terjadi di Palestina.

Beberapa rangkaian peristiwa di atas  merupakan peristiwa yang melingkupi serta melengkapi penciptaan lagu ini, yang tidak serta merta ada begitu saja, melainkan ada peristiwa yang melatarbelakanginya.

Pemaknaan

Lagu ini berjudul “Al-Quds Tuwahhiduna” yang dapat diartikan ‘Al-Quds menyatukan kita’. Secara umum, judul telah memberikan gambaran terhadap lagu secara keseluruhan. Secara implisit telah berhasil menunjukkan solidaritas umat muslim di seluruh dunia dalam membantu Palestina, juga menggambarkan keberadaan kubu-kubu politik negara-negara Arab yang terkadang mengharuskan mereka untuk bersikap abai terhadap masalah yang sedang dihadapi negara sebangsanya sendiri.

Memaknai dhamir muttasil ‘na’ ‘kita’ dalam kalimat ini akan lebih mudah jika dihubungkan dengan kalimat-kalimat yang dipaparkan pada bait-bait berikutnya, khususnya pada bagian skema chorus. Dhamir ‘na’ ‘kita’ mengacu pada negara-negara Arab dan negara-negara Islam di seluruh dunia, terkhusus pada nama-nama negara yang memang di-mention dalam lagu ini, termasuk diantaranya Indonesia dan Malaysia.

Dalam stilistika Bahasa Arab, penggunaan kata kerja perintah ‘fi’il amr’ pada bagian verse bermakna menunjukkan ketegasan, dipengaruhi oleh kalimat selanjutnya yang mengacu pada Trump. Maksudnya, secara tegas mengajak agar saling bahu membahu, agar tanpa basa-basi bisa menunjukkan sikap tegas terhadap Donald Trump, berkaitan dengan apa yang telah ia lakukan terhadap Palestina.

Sedangkan, penggunaan kalimat seruan panggilan, dengan adat nida’ ‘ya’ pada bagian chorus penjelasannya adalah sebagai berikut: Adat Nida’ ‘ya’ umumnya digunakan untuk memanggil dalam jarak yang dekat. Sedangkan dalam lagu ini dapat diketahui bahwa jarak antara satu negara dengan negara lain tentu tidaklah dekat, lagi antara Timur Tengah dengan Indonesia dan Malaysia. Maka, alasan persaudaraan seiman, seagama, dan sebangsa (bagi orang Arab) adalah alasannya. Menjadi alasan yang paling konkrit untuk menunjukkan kedekatan jarak tersebut.

Selanjutnya, kepandaian pencipta lagu ini dalam mengolah kata sehingga syarat akan makna-makna yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dalam menyeru setiap negara, pencipta lagu menyertakan kata lain di belakang nama negara itu seperti sebuah laqab/julukan. Nama-nama itu disertakan tentu dengan alasan dan latar belakang tertentu. Salah satu contohnya pada kutipan berikut:

نادي بغداد الأبية

“Serulah Bagdad yang perkasa”

Penggunaan kata “al-Abiyyah” untuk menunjukkan keperkasaan kota Bagdad tentu bukan tanpa alasan. Kota yang merupakan ibu kota dari Irak ini merupakan kota yang pernah menjadi pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyyah (571-1979 M). Kejayaan Islam di kota ini tidak bisa dipungkiri, melihat fakta sejarah yang mengatakan bahwa Bagdad adalah pusat berbagai kegiatan intelektual, musik, puisi, arsitektur, kesastraan, dan filsafat.  Kota yang mendapat julukan negeri seribu satu malam ini, hari ini  juga menjalin kerjasama yang baik dengan Palestina, khusus dalam penanganan masalah pendudukan Isrel atas al-Quds. Dan dilihat dari konteks lagu ini yang  ingin mengajak negara Islam untuk bersatu membela Palestina, beberapa hal di atas merupakan alasan dari pujian sekaligus julukan yang diberikan lagu ini atas kota Bagdad.

Perbedaan intonasi pelafalan antara satu kata/kalimat dengan kata/kalimat lain akan memberikan rasa dan sentuhan yang berbeda bagi pendengar.

Dalam lirik lagu ini, meskipun dengan intonasi dan lirik yang sama, bagian verse cukup menarik perhatian. Lebih lagi pada pelafalan kalimat “Trump yakhsya, la ya zhulma al-Amrika” ‘Trump hilang kuasanya, lawan tirani Amerika’, memang menunjukkan kemarahan pada Donald Trump yang turut serta mengakui penetapan Yerussalem sebagai ibu kota Israel.

Terakhir pada bagian chorus, terdapat perbedaan intonasi pelafalan juga dengan lirik yang berbeda. Dengan intonasi pelafalan demikian akan menyentuh hati orang-orang yang diharapkan akan tersentuh; dari kalangan bangsa Arab dan muslim lain di seluruh dunia. Ingin mengatakan bahwa Palestina adalah wasiat Nabi Saw. yang harus dijaga oleh seluruh kaum muslimin, dan kemerdekaan Palestina akan menghadirkan ketenangan bagi bangsa Arab dan umat Islam.

 

ANALISIS WACANA KRITIS TEUN VAN DIJK PADA LIRIK LAGU ALQUDS TUWAHHIDUNA
DINA, September 2022
Artikel ini memiliki 0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

SEKOLAH

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Zamriyah

Jorong Balai Rupih, Nagari Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota

Yulizar Bila, M.Ed

Kepala Sekolah